MAP #3: Menempuh Jalan yang Gelap

Kembali lagi
riding ke pengununggan sampai batas kemampuan, pada bulan Juni. Sudah menjadi jadwal rutin, untuk jalan jauh bersama Xeon RC tiap bulannya. Sebenarnya ini lebih goblok dari
pada sebelumnya. Karena saya memilih waktu yang tidak tepat, salah dalam
mengambil keputusan. Dengan hati yang gundah saya coba hapuskan dengan riding
ke tempat yang lebih jauh. Jam 4 sore udara masih panas, saya sempat belikan
bekal di jalan, dengan alasan agar tidak kemalaman. Dengan awal rute yang sama.
Kali ini jalanan lebih sepi dari sebelumnya. Entah beberapa saat langit sudah
tertutup awan. Dari kejauhan terlihat gunung sudah tetutupi oleh kabut. Ditambah
gerimis turun. Karena rasa penasaran saya tetap lanjut.

Dengan kondisi jalan
yang penuh dengan ketidaktentuan. Saya tetap positif untuk melanjutkan rute riding.
Di jalan pegunungan yang serba berkelok dan naik-turun ternyata kali ini gejala
AMS tidak begitu terasa karena tubuh sudah terbiasa, dan dapat beradapttasi
pada lingkungan. Dan sampailah ke balai desa Paninggaran.
Dilanjutkan ke petungkriono mungkin sudah terlambat karena matahari sudah tidak terlihat. Dan
saya merasa tertantang, bagaimana rasanya riding malam hari di daerah pegungungan.
Hanya satu kata, Gelap! Meskipun ada lampu jalan ternyata tidak berfungsi, mata
kucing ditengah marka tidak ada, yang dapat membantu saya kala itu adalah lampu
mobil dan reflektor pagar jalan.

Sampai akhirnya
menempuh jalan pintas lewat pedesaan, dan sial jalannya rusak parah, mana gelap
lagi. Terpaksa putar balik dan berharap bensin mencukupi. Dan hal yang sama
terulang karena GPS kehilangan signal, tapi kali ini tidak ada jalan lain, jadi
jalanan berbatuan saya tempuh dengan Xeon RC yang sudah sangat kewalahan. Padahal
ini jalan umum, kok iya sampai tidak diperhatikan. Sangat bersukur ketika menemukan
lampu jalan yang masih berfungsi. Karena dalam kegelapan pikiran negatif mudah
sekali muncul. Riding dalam kegelapan tidak dapat dinikmati, karena laju tidak
bisa cepat, dan harus selalu waspada.
Pada akhirnya
sampai ke daerah Doro. Saya merasakan ada yang aneh pada ban belakang motor,
saya cek ternyata normal. Hingga ketika hampir sampai rumah, terdengar suara
ledakan. Kira saya adalah melindah gelas atau botol air minum. Karena juga merasa
lelah dan lapar saya sempatkan untuk beli nasi goreng sambl memeriksa kembali
ban motor. Dan benar ban motor kehabisan
angin, saya duga ada yang menancap tapi tidak ada sama sekali. Jadi kemungkinan
ledakan tadi adalah karena ban motor mendapat tekanan berlebih.

Beberapa hal yang saya pelajari dari acara solo riding ini, yang terbilang nekad.
Terbawa emosi. Jangan sekali-kali riding dengan pengaruh emosi, (emosi bukan hanya marah, tapi bisa sedih, atau senang) karena dapat membahayakan atau membuat keputusan yang tidak tepat. Jadilah rider netral. Ini yang terjadi pada saya. Sudah tahu langit mulai gelap bukannya putar balik pulang ke rumah malah tetap lanjut.
Lampu motor. Riding di malam hari, dan terbatasnya lampu jalan, membuat lampu motor bawaan pabrik kewalahan. Jadi anda butuh lampu tambahan yang bisa membantu anda melihat jalan lebih jelas dan jauh. Lampu bawaan Xeon RC benar-benar payah, terutama saat di tikungan, lampu tidak ikut berbelok mengikuti stang. Sungguh aneh, sopir yang lewat di daerah ini lebih mengerti ketika mulai mendekati pengguna jalan lain mereka menurunkan sorot lampu jauh. Sangat berbeda jauh ketika di area perkotaan, yang lampu jauhnya terus dinyalakan, hingga membutakan pengguna jalan lain.
Stamina. Malam identik dengan istirahat, karena siang sudah bekerja keras. Jadi suasana malam hari dapat memicu tubuh untuk rileks dengan udara sejuk, dan lingkungan yang sunyi. Sungguh kenikmatan yang tidak tergantikan. Tapi ini bahaya ketika anda sedang mengendarai kendaraan. Temperatur dan cuaca dapat mempengaruhi stamina, bisa langsung drop jika yang tidak tahan dengan gejala pemicu adalah kepala mulai sakit, pilek, dan badan kaku.
Perlengkapan. Bagi yang pakai ban tubeless alat tambal bannya harus punya, ini berguna kalau darurat seperti yang terjadi pada saya. Untungnya kejadian tersebut sudah dekat dengan rumah atau SPBU yang biasanya punya fasilitas isi angin biasa. Nah kalo di jalan yang jauh dan tidak ada fasilitas tambal ban. Tentu tidak mau menuntun motor sampai ajauh apa lagi jalannya nanjak. Satu set alat tambal ban tubeless dan dua tabung CO2 sudah cukup dan muat dalam satu dompet.
Lampu motor. Riding di malam hari, dan terbatasnya lampu jalan, membuat lampu motor bawaan pabrik kewalahan. Jadi anda butuh lampu tambahan yang bisa membantu anda melihat jalan lebih jelas dan jauh. Lampu bawaan Xeon RC benar-benar payah, terutama saat di tikungan, lampu tidak ikut berbelok mengikuti stang. Sungguh aneh, sopir yang lewat di daerah ini lebih mengerti ketika mulai mendekati pengguna jalan lain mereka menurunkan sorot lampu jauh. Sangat berbeda jauh ketika di area perkotaan, yang lampu jauhnya terus dinyalakan, hingga membutakan pengguna jalan lain.
Stamina. Malam identik dengan istirahat, karena siang sudah bekerja keras. Jadi suasana malam hari dapat memicu tubuh untuk rileks dengan udara sejuk, dan lingkungan yang sunyi. Sungguh kenikmatan yang tidak tergantikan. Tapi ini bahaya ketika anda sedang mengendarai kendaraan. Temperatur dan cuaca dapat mempengaruhi stamina, bisa langsung drop jika yang tidak tahan dengan gejala pemicu adalah kepala mulai sakit, pilek, dan badan kaku.
Perlengkapan. Bagi yang pakai ban tubeless alat tambal bannya harus punya, ini berguna kalau darurat seperti yang terjadi pada saya. Untungnya kejadian tersebut sudah dekat dengan rumah atau SPBU yang biasanya punya fasilitas isi angin biasa. Nah kalo di jalan yang jauh dan tidak ada fasilitas tambal ban. Tentu tidak mau menuntun motor sampai ajauh apa lagi jalannya nanjak. Satu set alat tambal ban tubeless dan dua tabung CO2 sudah cukup dan muat dalam satu dompet.
Post a Comment