The Ride #3: New Rider
Setelah tiga tahun, pada tahun ini 2020 saya menobatkan kembali untuk menjadi seorang rider baru, atau newbie. Saya belajar kembali dari nol. Dengan petunjuk Allah saya menemukan pak Kevin, pelatih/insturkur motor. Belum sampai di situ saya menemukan pak Greg, pak Jerry, pak Pavlin, dan masih banyak lagi. Orang-orang tersebut membuat saya seperti orang bodoh, dan saya akui itu. Karena saya benar-benar tidak tahu sama sekali dengan dunia motor, yang tahu hanyalah pelintir gas dan motor jalan. Ketika saya diberi pengajaran, terbukalah pengetahuan yang luas tentang motor, dunia yang belum pernah saya jelajahi sebelumnya, dan sangat-sangat banyak yang perlu saya pelajari, dari pengalaman orang-orang tersebut.
Tidak sampai di situ, para guru menyampaikan untuk membaca sebuah buku dengan judul-judul tertentu. Saya coba dengan Proficient motorcycling oleh David L Hough. Buku yang memuat pengalaman mengendari motor oleh penulisnya, cara kerja motor, dan sejarah singkat motor. Benar-benar buku yang memberikan tamparan keras, karena gaya berkendara saya yang ugal-ugalan, membahayakan nyawa sendiri dan orang lain. Tidak selesai sampai di situ saya cari buku lain untuk dipelajari.
Jangan salah, dari pengajaran orang-orang tersebut, saya berubah total, baik cara berkendara, sikap, dan cara berpikir. Menjadikan saya sebagai seorang rider yang baru, dan yang lebih baik, terutama dari diri saya sebelumnya. Semua dulu yang saya sepelekan, semua omongan orang yang ngawur tanpa dasar pengetahuan saya buang jauh-jauh. Dan saya berpegang teguh dengan ilmu yang saya dapat percayai dari pengalaman selama pembelajaran saya, dan dari para rider yang sudah ahli. Dan terlebih lagi saya menjadi orang yang lebih tertib dan taat aturan lalu lintas dijalan, tapi... musuh saya juga banyak, karena mereka yang sering, dan suka melanggar aturan atau bahkan terbiasa, merasa tidak terima. Tapi bagaimana lagi, karena saya sudah memiliki SIM, dan saya dipercayai akan taat aturan lalulintas dan berkendara dengan baik dan tertib. Biarkan saja orang-orang seperti mereka, tidak perlu saya pedulikan. Toh, dijalan saya cari selamat bukannya masalah.
Tidak berhenti sampai disitu, saya tetap melatih keahlian berkendara paling tidak seminggu sekali, dengan mengulang apa yang diujikan saat ujian praktik SIM C. Dan ketahuilah ternyata ada manfaatnya, selain melatih kelincahan, tetapi dapat digunakan untuk memeriksa akan adanya kejanggalan pada sepeda motor. Selain itu terus mencari informasi tentang teknik berkendara, dan banyak belajar dari buku-buku yang semua saya dapat di internet. Dan semua itu tidak diajarkan oleh orang tua, saudara, sampai tetangga dekat saya.
Post a Comment