Header Ads

The Ride #4: Sepeda Motor


BSA 1928 modelA28 175 cc 1 cyl ts - Yesterdays

Sepeda motor mudahnya hanyalah kendaraan beroda dua. Tapi definisi akan berubah tergantung kepada siapa dia ditunggangi. Berawal dari salah satu mentor saya, Greg Widmar dari Motojitsu, dia berkata motor hanyalah sebuah mainan, dari besi, plastik, dan karet. Lantas saya berpikir, ada benarnya juga. Untuk apa menyibukan diri pada sepeda motor dengan menghiasnya dengan berbagai macam part aftermarket. Sedangkan si rider, keahlian mengendarai tidak meningkat sama sekali.

Bagi saya sendiri sepeda motor hanyalah sebuah alat transportasi, tidak lebih, tidak kurang. Kerjanya hanya mengantarkan saya dari titik A ke B. Dari sebuah mindset yang sederhana “definisi” dapat menyelamatkan anda dari berbagai macam hal yang tidak perlu untuk dilakukan. Dari sini yang saya lakukan adalah hanya menjaga agar tetap pada top performa. Demi sebuah ketangguhan dan dapat diandalakan kapan saja, tidak peduli kondisi jalan dan cuaca, motor tetap siap melayani. Dengan demikian motor yang bekerja untuk saya, bukan saya diperbudak motor.

Semuanya tentu dibayar dengan uang dan waktu. Keduanya diperlukan kesabaran, karena usaha tidak akan menghasilkan dalam waktu semalam. Motor bukanlah untuk orang miskin, karena banyak sekali biaya yang perlu dipertimbangkan untuk memilikinya, seperti halnya kuda atau unta, anda perlu merawatnya. Coba pikir apa yang paling banyak dihabiskan, bensin? Tidak tepat seluruhnya, karena ada part konsumtif yang harus anda ganti secara rutin atau periodik.


Terlepas dari sepeda motor, baik model, merk, sampai urusan mekanik, ada yang lebih penting adalah rider itu sendiri. Anda tahu soal motor, apakah anda tahu soal menaati aturan lalu lintas? Bagaimana dengan berperilaku yang baik pada sesama pengguna jalan? Dan bagaimana skill mengendarai anda? Jangan sampai kesibukan pada motor mengabaikan siapa diri anda. Seringnya rider bekendara dengan ego, yang malah menjadi sebuah bumerang. Melakukan pelanggaran lalu lintas, menyakiti pengguna jalan lain dengan klakson, lampu nyorot muka orang, sampai asap knalpot kena muka orang, semua ini terjadi karena mengutamakan ego. Bahkan memaksakan diri dengan kondisi tubuh yang tidak fit juga menjadikan motor sebagai malaikat pencabut nyawa. Apakah itu semua pantas untuk anda mengeluarkan uang pada sebuah sepeda motor?

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.