Finish Line Wet: Bandel Minta Ampun
Memilih untuk versi tetes karena saya kira lebih hemat, dari pada versi semprot. Awal pemakaian hanya pada sepeda MTB. Saya dapati perbedaan yang jauh daripada memakai pelumas mesin jahit "singer" yang terkenal murah meriah. Dari segi ketahanan yang lumayan lama untuk penggunaan harian, rantai MTB saya lumasi lagi setelah 1 bulan karena sudah terasa kering dan berat, sedangkan sepeda dipakai setiap hari. Saya rasakan adalah halusnya tarikan rantai, sehingga ringan dikayuh, dan saat musim hujan kebal dengan air, tidak mudah kering. sesuai dengan klaim label yang ada padanya.
Karena sepeda MTB saya jual untuk beli motor, penggunaan lanjut ke motor. dan memang juara oli satu ini! Hal yang sama terjadi juga pada motor. Namun motor penggunaannya lebih ekstrim, selain lajunya cepat, juga jalannya yang kotor, masih terbukti tangguh! Sampai harus menggunakan sabun atau bensin sambil sikat rantai untuk membersihkan oli ini yang sudah tercampur dengan kotoran atau lumpur, karena memang bandel sekali oli ini. Namun durasi ketahanan sedikit berkurang, tidak bisa satu bulan sekali untuk pelumasan, kadang jika pemakaian motor lebih lama bisa dua sampai tiga minggu sekali pelumasan. Mengingat rantai motor lebih panjang dan volume oli ini sedikit jadi untuk yang berduit pas-pasan saya kira kurang cocok.
Kekurangan pelumas ini adalah harganya yang mahal dengan kapasitas oli yang sedikit. Selain itu tutup botolnya juga bikin emosi, karena cara bukannya yang tidak lazim untuk orang indonesia. Ketahanan dan kualitas yang jos terlebih lagi untuk iklim indonesia sangat cocok. Saran saya kalau pakai pelumas rantai ini jangan main lumpur, atau becek-becek tanah, repot untuk membersihkannya. Saat musim hujan saya kira ini tahan untuk menerjang banjir.
Post a Comment